PALANGKA RAYA
Asisten II Seketaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Daya
Bakti mengatakan, secara nasional diakui bahwa birokrasi yang berbelit-belit
dan panjang sangat mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi.
“Dengan birokrasi yang berbelit-belit dapat
menciptakan kondisi yang kurang kondusif, bagi penanaman modal,” kata Daya
Bakti dalam acara pembukaan sosialisasi perizinan terpadu satu pintu dibidang
pernanaman modal, Selasa (23/10) malam.
Dengan birokrasi yang panjang, kata Daya,
membuat dana yang dikeluarkan investor bertambah. Sehingga, menjadikan iklim
investasi High Cost Economy yang akan memberatkan dunia usaha. Bahkan, bisa
mengakibatkan usaha yang dilakukan tidak feasible, karena profit margin menjadi
semakin kecil.
“Untuk memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi dunia usaha dengan tetap menjamin keseimbangan fungsi
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat. Untuk itu, pemerintah
sesuai dengan kewenangannya, memberikan izin kepada dunia usaha,” jelasnya.
Asiseten II Sekda Provinsi Kalteng itu,
menambahkan, untuk menciptakan kondisi serta memperbaiki sistem layanan
perizinan perlu dilakukan deregulasi yakni dengan pelayanan perizinan terpadu
satu pintu.
Deregulasi dibindang perizinan dan
nonperizinan tersebut, tidak sekedar mengatur tentang pelimpahan kewenangan.
Melainkan, penyederhanaan syarat, tata cara, waktu penyelesaian perizinan dan
nonperizinan.
“Kegiatan ini merupakan komitmen kita, untuk
melakukan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan dunia usaha. Sehingga, bisa
meningkatkan daya saing investasi,” kata Daya.
Sementara itu, ketua panitia daerah pada
acara pembukaan sosialisasi perizinan terpadu satu pintu, Yob Dehen mengatakan,
kegiatan tersebut untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan mendorong
kegiatan investasi di Provinsi Kalteng.
Kegiatan ini, rencananya akan diselengarakan
selama tiga hari, dimulai 23 sampai 25 oktober 2012. “Jumlah perserta yang
hadir dalam acara ini, sebanyak 176 orang,” jelasnya.dod
Tidak ada komentar:
Posting Komentar