Dinas Perkebunan Gelar Musrembang
PALANGKA RAYA – Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Kamis (23/3) kemarin mengelar musyawarah perencanaan pembangunan (Musrembang) pertanian tahun 2012. tujuannya untuk melakukan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja jangka menengah.
"Musrenbang Pertanian ini untuk memadukan, mengintegrasikan dan mensinergiskan perencanaan pembangunan pertanian se Kalteng. Sehingga pembangunan pertanian mampu mengoptimalkan pembiayaan yang bersumber dari dana APBN, APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota di Kalteng," kata kepala Dinas Perkebunan Kalteng, Erman P Ranan.
Dia menjelaskan, peserta musrenbang ini terdiri dari unsur perencanaan dinas atau badan lingkup pertanian provinsi, Bappeda provinsi, dinas perkerjaan umum provinsi Kalteng dan dinas atau badan lingkup pertanian kabupaten/kota se Kalteng.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, lanjut Erman, akan melibatkan 150 orang perserta "48 orang dari provinsi, dan masing-masing kabupaten mengikutkan 8 orang. kalau perserta dari kabupaten kapuas hanya mengirimkan 10 orang untuk mengikuti Musrenbang ini," ujarnya.
Terpisah, Staf Ahli Gubernur Kalteng, Basuniansyah mengatakan pembangunan pertanian tidak hanya menjadi wewenang dinas pertanian, tetapi juga diperlukan dukungan instansi lainnya. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang sama bagi seluruh elemen pembangunan pertanian dalam mensinergikan kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, lanjut Erman, akan melibatkan 150 orang perserta "48 orang dari provinsi, dan masing-masing kabupaten mengikutkan 8 orang. kalau perserta dari kabupaten kapuas hanya mengirimkan 10 orang untuk mengikuti Musrenbang ini," ujarnya.
Terpisah, Staf Ahli Gubernur Kalteng, Basuniansyah mengatakan pembangunan pertanian tidak hanya menjadi wewenang dinas pertanian, tetapi juga diperlukan dukungan instansi lainnya. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang sama bagi seluruh elemen pembangunan pertanian dalam mensinergikan kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian.
“Kedepan pembangunan pertanian dihadapkan pada tantangan yang cukup berat, antara lain belum selesainya revisi RTRWP, konflik lahan dan gangguan usaha, rendahnya SDM petani maupun petugas, rendahnya produktivitas dan mutu hasil, rendahnya akses petani terhadap sumber permodalan, liberalisasi pasar global dan perbuhan iklim global” ujarnya. (Dodi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar